Bahaudin

Islami

Sisi Lain Kehidupan Albert Einstein

Kebanyakan orang menganggap bahwa Einstein adalah fisikawan yang tidak memiliki sisi indah dengan Islam, namun mungkin anda perlu tahu sisi lain dari seorang Albert Einstein selain sebagai seorang Fisikawan dan “Bagaimanakah Sebuah Hadits dapat Membuat Einstein Terkesima”?

Dapatkan Selengkapnya >>

_____________________________________________________________

Membuat Database Idul Adha

Sumber: Dimas Fajar Nurhidayat.

Di hari raya idul adha banyak sekali para jamaah yang ingin menyisihkan sebagian hartanya untuk membeli hewan qurban untuk dibagikan bagi sesama yang kurang mampu, banyak diantara orang-orang yang ingin berkurban menyerahkan hewan qurbannya kepanitia-panitia qurban untuk melakukan proses penyembelihan dan pembagian daging hewan Qurban mereka.
sebagai panitia pelaksana tugas yang penting adalah melakukan pencatatan atas para penerima qurban agar dalam pembagiannya dapat merata dan adil sesuai amanat dari para pengkurban.
sehingga tidak ada salahnya jika kita membuat suatu sistem pencatatan dengan menggunakan database, yang mungkin nantinya dapat mempermudah dala pengelolaan, pencarian, dan pelaporan kegiatan qurban.
data base ini di buat dengan menggunakan program PHP dan menggunakan program data base MYSQL, sehingga program ini sangat prakis dan fleksibel untuk dijalankan dalam platform windows dan linux.
pada penggunaannya sistem data base ini juga dapat digunakan untuk pencatatan penerima zakat di saat hari raya Idul Fitri.
dalam pembuatannya pembuat tidak begitu memandang dari segi tampilan melainkan hanya dari segi fungsinya, sehingga bila ada yang ingin melakukan pengembangan sangat diperbolehkan.

Terima kasih atas kesediaanya membaca tulisan ini.

DOWNLOAD ARTIKEL LENGKAP (File PDF)

Membuat Database Idul Adha

_____________________________________________________________

Beruntunglah bagi mereka-mereka yang mengetahui tentang Islam dan mempercayai sebagai agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin..

Membumikan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

06-April-2007

Buletin No. 174
Oleh: Ust. Arifin Ilham

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan Hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah,” (QS al-Anfal [33]: 21).
Kemajemukan suatu bangsa seringkali menjadi pemicu konflik, baik antar suku, budaya, maupun agama. Mayoritas umat manusia belum terbiasa hidup rukun dalam perbedaan. Klaim kebenaran dan perasaan superior dari suku, budaya, dan agama yang berbeda menjadi penyebab intoleransi hidup. Bahkan satu sama lain cenderung ingin saling mendominasi. Latar belakang yang berbeda, tak jarang menciptakan disharmoni dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Sikap anarkis yang dipertontonkan sebagian kelompok Islam menunjukkan dangkalnya akidah mereka. Karena akidah yang murni dan kuat akan membuahkan ibadah yang khusyuk, akhlak yang mulia, dan menjadi modal dakwah yang luar biasa. Akidah yang murni dan kuat juga akan melahirkan sikap toleran atas perbedaan yang merupakan sunnatullah.

Agama Islam mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan. Hal ini akan melahirkan sikap toleran (tasamuh) yang pada akhirnya akan menciptakan manusia-manusia yang beradab. Dalam konteks ini, menciptakan terwujudnya masyarakat yang berdadab adalah bagian dari jihad. Karena itu, penyempitan makna jihad hanya pada perjuangan fisik dan angkat senjata tidaklah tepat. Lebih dari itu, tingkatan jihad yang tertinggi bukanlah perjuangan fisik atau angkat senjata, melainkan jihad melawan hawa nafsu. Hal ini terungkap dalam sabda Nabi Muhammad Saw sepulang dari Perang Badar.

Kemiskinan dan Kebodohan Umat
Umat Islam saat ini terkungkung dalam kemiskinan dan kebodohan. Dua penyakit kronis ini hendaknya menjadi prioritas perjuangan para ulama, tokoh Islam, dan pemimpin umat. Karena itu, menyiapkan SDM yang berkualitas, baik melalui jalur pendidikan dan dakwah, harus dilakukan serta meningkatkan kualitas keagamaan umat. Hal yang harus kita sadari, keterbelakangan umat Islam saat ini disebabkan karena mereka jauh dari sumber ajaran mereka, yakni Al-Qur’an dan hadits. Karena itu, kunci sukses umat adalah selalu berpedoman dan berpegang teguh pada keduanya. Selain itu, para ulama, tokoh, dan pemimpin umat harus memasarkan agama Islam sebagaimana memasarkan agama Islam yang dibawa Nabi kita Muhammad Saw., seperti beragama dengan cerdas dan beramal dengan ikhlas.

Sebagian kelompok Islam meyakini bahwa keterpurukan yang diderita umat saat ini disebabkan atau direkayasa oleh setan (sebuah kekuatan), di mana mereka datang dan menyusup dari segala penjuru dan dengan segala cara. Hal ini sudah dijelaskan Allah bahwa mereka itu datang dari depan, belakang, atas, bawah, kanan dan kiri. Hal ini merupakan suatu keniscayaan. Tapi ada hal yang tidak perlu kita lupakan, yaitu introspeksi. Dengan introspeksi kita akan menyadari bahwa keterpurukan umat saat ini tidak semata-mata disebabkan faktor luar, tapi juga bersumber dari dalam. Ketidakacuhan kita dalam belajar, misalnya, adalah salah satu sebab kemunduran umat.

Hal lain yang mesti kita ingat, ada jaminan kepada orang-orang yang beriman berupa penjagaan dan orang beriman akan diberikan kemenangan disebabkan ia dekat dengan Allah. Ada dua jalan keluar agar umat Islam terbebas dari keterpurukannya. Pertama, memiliki quwwat ar-ruh (kekuatan jiwa) yang sering disebut dengan kekuatan rohani. Kedua, memiliki quwwat al-jasad (kekuatan fisik). Kekuatan jiwa terbagi menjadi dua, yakni kekuatan iman dan kekuatan ilmu. Sementara kekuatan fisik itu di dalamnya ada sosial politik, ekonomi, budaya, dan militer. Dengan memiliki kekuatan ini, umat Islam menghadapi kekuatan luar yang berusaha menzalimi umat serta mampu mengembangkan diri. Dua kekuatan ini hanya akan bisa direngkuh jika pendidikan ditubuh umat berjalan dengan efektif.

Kita semua sadar akan keterpurukan yang yang diderita oleh umat Islam saat ini diseluruh penjuru dunia, sayangnya para ulama, tokoh, pemimpin belum mampu merapatkan barisan untuk berjihad memerangi kebodohan dan kemiskinan itu. Kita juga belum bisa menyatukan kekuatan “lahir” dan “batin” dalam perjuangan itu. Kita hanyut dalam firqah-firqah dan cenderung menyalahkan kelompok di luar kita. Menganggap kelompok sendiri paling benar dan kelompok lain salah adalah virus yang meluluh-lantakkan ukhuwah islamiyah. Kelompok yang memperjuangkan kemajuan umat lewat jalur politik, pendidikan, dan dakwah hendaknya bergandengan tangan. Bukan saling mendiskreditkan, apalagi menyatakan kelompok lain sebagai Muslim tidak kaffah (sempurna).

Ada hal yang lain yang harus kita renungi dan perbaiki, kita hanyut dalam keasyikan ibadah (shalat, puasa, haji, dan zakat) atau zikir, tapi maksiat jalan terus. Shalat yang dinyatakan dalam Allah Swt Al-Qur’an bisa mencegah perbuatan keji dan munkar (QS al-‘Ankabut [29]: 45), ternyata tidak membekas dalam diri kita. Sejatinya ketakwaan atau kesalehan tidak berjalan bersamaan dengan kemunkaran. Tapi kita melihat sebaliknya. Acara-acara keagamaan semakin semarak, tapi kemaksiatan juga makin marak. Memang agak aneh, tapi itulah realitas yang kita alami. Apakah ini yang menyebabkan bangsa ini ditimpa pelbagai musibah? Mari kita bertafakur dan berintrospeksi diri.

Islam Agama Rahmatan Lil’alamin
Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa Nabi Muhammad Saw diutus sebagai rahmat bagi semesta alam (QS al-Anbiya’ [21]: 107). Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa perang yang dilakukan oleh umat Islam jauh lebih elegan dari perang yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Barat. Umat Islam masa lalu mampu membuktikan kepada dunia bahwa Islam adalah agama rahmat. Tapi saat ini, wajah rahmat Islam babak-belur akibat ulah segelintir kelompok Islam yang melakukan aksi-aksi kekerasan dan terorisme atas nama jihad. Akibatnya, makna suci jihad tercemari lalu diidentikkan dengan terorisme oleh masyarakat Barat.

Mereka itu tidak melihat wajah Islam yang sebenarnya, dan dunia Barat sepertinya memelihara penilaian tersebut. Hal ini lahir dari keyakinan mereka bahwa Islam “tidak benar”. Sedangkan menurut kita (umat Islam), Islam adalah agama salam, rahmatan lil alamin. Oleh sebab itu, kita harus membuktikan bahwa kita cinta damai. Jihad bukanlah aksi terorisme, tapi segala perbuatan guna membumikan ajaran Ilahi di muka bumi dengan cara-cara yang diridhai-Nya. Jihad dalam arti perang hanya dipakai jika diserang atau diganggu, misalnya mempertahankan/membela diri dan kehormatan seperti di Palestina.

Umat Islam saat ini masih belum sepenuhnya mampu menunjukkan Islam rahmatan lil alamin. Umat masih jauh dari perilaku dan akhlak Islami. Artinya, banyak umat Islam yang belum “Islam”. Masjid banyak, tapi yang shalat berjamaah sedikit. Umat Islam juga memiliki kelemahan di berbagai lini kehidupan. Kemiskinan dan kebodohan menjadikan kita sebagai umat yang lemah dan inilah yang menjadi musuh kita. Marilah kita maknai jihad untuk membangun tatanan ekonomi yang Islami. Jihad kita pakai untuk bersungguh-sungguh memerangi kebodohan dan kemiskinan, jihad memerangi kekufuran yang ada pada diri kita, keluarga, lingkungan, dan jagad raya ini.

Wallahu a’lamu bis shawab.
Sumber: Diolah dari wawancara CMM (Yulmedia) dengan Ust. Arifin Ilham, Pengasuh Majelis Zikir Az-Zikra

Lihat Dokumen terkait

Tiga Kriteria Muslim dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan

17 september 2007

Pertama Baha ngucapin Marhaban Yaa Syahru Ramadhan, semoga keberkahan dibulan ini dapat kita raih, dapat kita nikmati sehingga bulan Ramadhan kali ini kita jalani dengan senang hati tanpa ada sedikitbeban apapun. Amiin..

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ada tiga kriteria manusia dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan, antara lain:

1. Menyambut dengan penuh suka cita

2. Menyambut dengan perasaan biasa-biasa saja

3. Merasa terbebani dengan datangnya bulan Ramadhan

Dimanakah sebenarnya posisi kita? Termasuk dalam golongan yang manakah kita ini? Hanya kita yang tau dan hanya kita yang bisa menjawab setelah ALLAH SWT mengetahui apa yang ada dihati kita.

Semoga kita termasuk digolongan orang-orang yang menyambutnya dengan penuh suka cita. Amiin..

19 Komentar »

  1. OK

    Komentar oleh Afri — 16 Desember 2007 @ 1:37 | Balas

  2. the best thinking,,,^_^

    Komentar oleh eza — 18 Desember 2007 @ 11:12 | Balas

  3. assalamualaikum
    salam kenal

    Komentar oleh ROni — 21 Desember 2007 @ 9:34 | Balas

  4. hm…. mantap nih mr.baha 😀
    site nya menarik hihihihihihihihihih
    wah bisa jadi pakar situs nih
    boleh lah minta di ajarin tentan wordpresss nya neh

    Komentar oleh daky — 9 Januari 2008 @ 3:03 | Balas

  5. Buat Om Daky
    Emmmm,,,.
    Subhanallah yah,,, memang kalo orang yang Zuhud selalu bisa menempatkan diri dimanapun ia berada, Justru Baha yang kudu belajar banyak dan banyak belajar ke antum Om.
    Yowez kan antum pernah bilang illmu milik semua..
    Salut deh…

    Komentar oleh bahaudin — 9 Januari 2008 @ 12:04 | Balas

  6. Buat Eza…
    makacih yah,, Insya Allah Baha bakal ngembangin lagi.
    Thanks for all Your support..
    Blog-nya eza juga dah lumayan keren tinggal kembangin lagi demi remaja yang lebih baik.
    Tetap SEMANGAT!!

    Komentar oleh bahaudin — 9 Januari 2008 @ 12:07 | Balas

  7. Ass….
    Thax banget masukannya…
    tanpa bantuan dari K’Baha Eza mungkin ga tau gmn bikin blog,,,,hehehe,,,

    Komentar oleh Eza — 12 Januari 2008 @ 9:32 | Balas

  8. Buat Eza…
    Ya.. kan “babeh” (-pak Kodar rek-) pernah bilang jangan pernah berfikir kalo ilmu tu hanya milik kita justru kalo kita sering berbagi ilmu kita justru akan terus berkembang, so ya Ka2 jadi belajar banyak juga dari Eza.
    Poko’e tetap semangat deh..

    Komentar oleh bahaudin — 12 Januari 2008 @ 9:55 | Balas

  9. MMMMmmmmmm……kembarannya pa’Kodar laen aja euy,,,

    Komentar oleh eza — 15 Januari 2008 @ 12:13 | Balas

  10. He…he…
    makasih eza….
    kalo eza kembarannya sapa?
    =))

    Komentar oleh bahaudin — 16 Januari 2008 @ 12:49 | Balas

  11. ooooooOOOOOoooooooo,,,,,
    ciapa yaaaaaa????????????????????
    ga dunkzzzzzz,,,,,za always original,,,,,,ga da duplikasinya,,,,
    (^_^),,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
    Tetep semangat ya kembangin terus BLOGnya biar za tambah betah buat nongkrongin BLOGnya…..hehehe

    Komentar oleh eizza — 16 Januari 2008 @ 4:05 | Balas

  12. wah ide yang cemerlang tuh,wat bikin data base idhul adha
    w yakin km bisa……….

    Komentar oleh saypul — 17 Januari 2008 @ 1:33 | Balas

  13. ih……ge enak bnget di panggil ipul, nama saya asep
    hehehehe………..
    al kemaren g tau..yawh sekarang dah di isi….
    ka baha ajarin bikin blog atuh?
    asep blm begitu paham…….

    Komentar oleh asep — 18 Januari 2008 @ 11:24 | Balas

  14. Buat a’ep ipu ahim…
    He…he.. ya deh PEACE buat asep deh yang ga pengen dipanggil ipul.
    kalo bikin blog Baha aja masih blajar ko sep kenapa kita ga belajar bareng2 ajah? Hayu lah urang belajar sasami (eh.. gitu bukan yah Basa Sundanya?)
    Poko’e kembangin terus yah..

    Komentar oleh bahaudin — 18 Januari 2008 @ 11:37 | Balas

  15. keren bgt sih agama islamNy???

    Komentar oleh iim — 3 April 2008 @ 5:26 | Balas

  16. mmmMMMmmmmmmmmmmmmm……

    Komentar oleh eizza — 10 April 2008 @ 3:01 | Balas

  17. selamat hari raya idul adha, semoga pengorbanan yang kita berikan akan menjadi keselamatan dan keberkahan amien…!

    Komentar oleh azies — 8 Desember 2008 @ 8:50 | Balas

  18. mas baha blog’y update dunk’s….?????

    Komentar oleh asep — 22 September 2009 @ 11:38 | Balas

  19. Ayooooo dunkzzzzzzzzzz Yank kembangin lagi Blognya….
    ko ga pernah di update lagi???

    Komentar oleh Eizza eh... Bunda sekarang — 27 Oktober 2009 @ 8:21 | Balas


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan Balasan ke saypul Batalkan balasan

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.